hadits rasulullah merindukan saudaranya

Kamusemua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku." Suara Baginda Rasulullah bernada rendah. "Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain. Rasulullah Masya Allah, kerinduan Nabi sebagaimana diceritakan dalam riwayat di atas benar-benar mengguncang hati kita terutama bagi mereka yang beriman kepada beliau. Meski menjadi pemimpin umat manusia dan pemilik kemuliaan, beliau tidak segan-segan menyatakan kerinduannya kepada umatnya. OrangYang Sudah Wafat Tahu Apa yang Dilakukan Saudara dan Keluarganya: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menceritakan tentang dialog antar arwah, salah satu dialognya adalah menceritakan kabar Si Fulan di dunia: إِنَّ فُلَانًا قَدْ فَارَقَ الدُّنْيَا Si Fulan telah meninggal dunia (HR. Al Bazar no. 9760. Telahmenceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri". Adapunkhobar "Jika salah satu dari kalian mncintai saudaranya maka kabarkanlah kepadnya" maka diarahkan kepada selain malarindu. Betapa eloknya perkataan sebagian penyair: KAFA ALMUHIBBIINA ADZAABUHUM*TALLOHI LAA ADZDZABATHUM BA'DAHAA SAQOR KemudianRasulullah berkumpul dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah bersabda, "Saya rindu bertemu saudara-saudaraku". Tentu para sahabat heran, hening diam sejenak dan bertanya-tanya dalam hatinya, "Ya Rasulullah, bukankah kami ini saudaramu?" kata Abu Bakar kemudian. " Bukan, kalian adalah sahabatku" jawab Rasulullah. những cây cầu đẹp nhất việt nam. Pesan Rasulullah Cintailah Saudaramu, Seperti Mencintai Diri Sendiri Islam adalah agama yang mengajarkan untuk mencintai dan menyayangi saudara. Rasulullah mengajarkan agar mencintai saudara seperti halnya mencintai diri sendiri, dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah SAW berkataلَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ“Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” HR Bukhari dan Muslim Ketika menjelaskan hadis ini, para ulama menekankan pada beberapa hal, berikut uraiannyaPertama, ungkapan “tidak beriman” bukan berarti menjadikan pelakunya menjadi kafir. Ungkapan “tidak beriman” maksudnya tidak memiliki iman yang sempurna. Hal ini sesuai dengan yang ditegaskan Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari berdasarkan beberapa petunjuk dari riwayat yang ungkapan “mencintai saudara” maksudnya dalam hal kebaikan. Bukan menyetujui semua tindakannya meski dalam hal buruk. Mencintai saudara hanya khusus dalam hal kebaikan sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar dan Al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. Kebaikan di sini mencakup perilaku-perilaku ketaatan dan hal-hal yang hukumnya mubah, baik urusan dunia maupun akhirat. Selain itu, kebaikan juga mengecualikan hal-hal yang Ibnu Hajar, terkait hadis ini, menjelaskan secara spesifik bentuk praktis dari mencintai saudara seperti halnya mencintai diri sendiri. Beliau mengatakanوَالْمُرَاد هُنَا بِالْمَيْلِ الِاخْتِيَارِيّ دُون الطَّبِيعِيّ وَالْقَسْرِيّ ، وَالْمُرَاد أَيْضًا أَنْ يُحِبّ أَنْ يَحْصُل لِأَخِيهِ نَظِير مَا يَحْصُل لَهُ ، لَا عَيْنه ، سَوَاء كَانَ فِي الْأُمُور الْمَحْسُوسَة أَوْ الْمَعْنَوِيَّة ، وَلَيْسَ الْمُرَاد أَنْ يَحْصُل لِأَخِيهِ مَا حَصَلَ لَهُ لَا مَعَ سَلْبه عَنْهُ وَلَا مَعَ بَقَائِهِ بِعَيْنِهِ لَهُ“Cinta yang dimaksud di sini adalah keinginan agar orang yang dicintai mendapatkan kebaikan yang bersifat diusahakan. Bukan sekedar watak asli atau sebab paksaan. Selain itu, ia suka bila saudaranya memperoleh sama dengan seperti yang ia peroleh. Tidak harus sama persis. Entah itu dalam hal-hal yang kasat mata atau tidak. Dan juga, maksud si saudara memperoleh apa yang ia peroleh, artinya tidak harus si pelaku kehilangan perolehan tersebut atau tetap memiliki perolehan tersebut.”Keterangan Ibnu Hajar di atas bila dipraktikkan seperti ini, bila menginginkan saudara kita menjadi kaya seperti kita, tidak harus dengan cara membagi harta kekayaan kita. Bisa juga dengan membantunya memiliki perkerjaan yang hasilnya bisa menjadikan ia kaya seperti kita. Dengan cara ini, lanjut Ibnu Hajar, manusia di ajarkan untuk memiliki sikap rendah hati. Sehingga ia tidak mudah iri, dengki, dendam dan sikap buruk lainnya kepada Ibnu Hajar mengutip pernyataan Imam al-Karmani bahwa termasuk dari kesempurnaan iman juga, membenci saudaranya tertimpa keburukan yang ia benci bila sesuatu tersebut menimpa dirinya sendiri. Dan ini tidak perlu harus ada dalam hadis. Sebab mencintai sesuatu berati membenci kebalikannya. Jakarta, NU OnlinePengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menegaskan bahwa kerinduan Rasulullah SAW melebihi rindu setiap umatnya. Sebab itu ia menegaskan, setiap umat Islam dianjurkan memperbanyak baca shalawat kepada rindu Nabi Muhammad tersebut, Kiai Luqman mengisahkan sebuah cerita seperti dikutip NU Online, Jumat 15/2 lewat Twitter-nya, sebagai berikut“Saya sangat kangen Kanjeng Nabi, Kiai," kata santri."Lah Nabi lebih kangen kamu daripada kangenmu.""Duhhh saya nggak pernah membalas cintanya, Kiai.""Kangenmu itu sudah merupakan balasan cintamu. Karena kamu tak akan pernah bisa balas cintanya. Maka shalawatlah yang banyak."Direktur Sufi Center itu menegaskan bahwa Allah SWT dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.“Shalawat, shalawat, shalawat, di Majelisnya Allah dan para Malaikat. Jika Anda mengaku orang beriman, bergabunglah dalam lantunan shalawat kepada Kekasih-Nya,” tandas Kiai Luqman. Fathoni

hadits rasulullah merindukan saudaranya